Bahagia Itu Kita Sendiri yang Tentukan

Bahagia


Dulu waktu kecil, aku pernah bertanya sama papaku alias opanya Rafa. Bagaimana sih bahagia itu? Apa syaratnya? Caranya orang bisa hidup berbahagia gimana? Pertanyaan seperti itu meluncur dari bibir kecil usia 5 tahunan. Kala itu aku cuma tahu kata bahagia di dongeng-dongeng yang pernah dibaca, "dan mereka hidup bahagia selamanya."

Jujur, dongeng yang berakhiran dengan pernikahan putri dan Pangeran menikah itu menurutku terlalu klise. Anak-anak hanya diberi tahu, mereka nikah lalu bahagia. Tanpa menjelaskan bahwa bahagia itu seperti ini, itu, bla, bla, bla. 

Bagaimana dengan orang biasa seperti saya? Yang nggak akan ketemu pangeran dari negeri dongeng dan menikah? Menikah? Masih lama Om.. Aku masih kecil.. 

Nah, seiring dengan pertambahan usia. Aku makin tahu bahwa kebahagiaan itu sebenarnya nggak jauh-jauh banget dari diri sendiri. 

Bukan harus punya ini-itu atau nikah sama pangeran dari negeri dongeng. Big NO!!! 

Orang kaya belum tentu bahagia. Tetapi dengan kekayaan, mereka bisa memiliki kesempatan lebih besar untuk membahagiakan orang lain. Di sini aku tidak bilang bahwa dengan jadi kaya maka hidup bahagia. Tidak, ya! 

Nah, bagaimana sih hidup berbahagia itu? Mari kita bahas! 

Apa Sih Definisi Kebahagiaan Itu? 

Dikutip dari laman Wikipedia, kebahagiaan atau kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan atau kegembiraan yang intens. 

Kalo buat aku sendiri, kebahagiaan itu bisa diartikan dengan rasa gembira, senang, nikmat, tenang, bersyukur dengan segala keadaan dan puas akan apa yang telah dicapai. 


Bagaimana Kebahagiaan Menurut Alkitab? 

Dalam Matius 5: 2-12, Yesus sendiri pernah berkotbah tentang kebahagiaan sejati. Dan di Lukas 6: 20-26 Isinya hampir sama, tetapi Yesus menambahkan ucapan 'celakalah'.

Kotbah di Bukit atau Sabda Bahagia 

1. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga (Matius 5 :3) 

2. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur (Matius 5:4) 

3. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi (Matius 5:5) 

4. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan (Matius 5:6) 

5. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. (Matius 5:7) 

6. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. (Matius 5:8) 

7. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9) 

8.Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (Matius 5:10) 

9. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (Matius 5:11) 

10. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu. (Matius 5: 12) 

Lukas 6: 20-26

1. Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah (Lukas 6:20) 

2. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. (Lukas 6: 21) 

3. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. (Lukas 6: 22) 

4. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. (Lukas 6: 23)

5. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. (Lukas 6: 22)

6. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. (Lukas 6: 22)

7. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu. (Lukas 6: 22)

Bagi Orang Awam 

Terlepas dari latar belakang agama apapun, banyak orang mendefinisikan kebahagiaan dengan berbagai macam arti. Ada yang bilang, aku bahagia jika bisa meraih prestasi tertentu, naik jabatan, atau hal sederhana seperti bisa bermain bersama anak, pergi berdua bersama pasangan, dll. 

Tetapi mungkin sebagian kita setuju bahwa kebahagiaan bisa diciptakan dari dalam diri kita sendiri. Puas dan menikmati kehidupan serta bersyukur senantiasa adalah kunci dari kebahagiaan. 

Tips Agar Bisa Berbahagia

1. Nikmati selalu proses dalam hidup ini. Kita manusia yang bertumbuh. Dari bayi baru lahir, belajar perlahan-lahan dari mulai hanya bisa minum susu sampai berjalan dan berbicara. Ada pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan. 

2. Bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki. Dari pada mengeluh dengan apa yang belum dimiliki, mari mulai hitung berkat Tuhan yang ada pada kita. Misal, kesehatan, bisa makan enak, tidur nyenyak, tempat tinggal, dll. 

3. Senantiasa berdoa agar Tuhan senantiasa memelihara dan menjaga hati kita dari godaan berbuat jahat. Kadang keadaan kita sudah baik, tapi karena tidak merasa puas maka ada keinginan untuk mencuri, atau berbuat yang tidak benar. 

4. Memelihara kesehatan fisik dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan menjaga kesehatan pikiran dengan berpikir positif. Tubuh sehat, segar, dan pikiran tenang membawa kebahagiaan bagi diri sendiri dan juga orang lain. 

5. Memberi pertolongan bagi orang yang membutuhkan. Suka membantu dan menolong orang juga salah satu cara yang dapat membuat diri kita berbahagia. Lebih berbahagia memberi daripada menerima. 

Yang terpenting dari semuanya adalah jauhi sikap iri hati, kesombongan angkuh, dan keegoisan yang dapat membawa hati kita menjadi tidak tenang. Mendekat senantiasa kepada Tuhan, berdoa, baca kitab suci, mengucap syukur, berbuat baik dan kebahagiaan sejati dapat kita miliki. Amin. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

20 Tips Menghemat Uang dalam Rumah Tangga

Cara Hemat Listrik di Rumah dan Manfaatnya

Jogja Darurat Sampah, Saatnya Kurangi Potensi Sampah